SekolahDasar.Net | Portal Informasi Pendidikan Sekolah Dasar

Jumat, 27 Februari 2015

ARTIKEL SKRIPSI S1 PGSD


PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING 
DENGAN MEDIA POWER POINT
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 2 MUDAL

ARTIKEL
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


 Oleh
DENI KARTIKA SARI
NIM. 1401911006


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

ABSTRAK
Sari, Deni Kartika. 2013. Penerapan Model Problem Based Learning DenganMedia Power Point Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 2 Mudal. Skripsi. Jurusan PGSD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Yuyarti, M.Pd., Pembimbing II: Sutji Wardhayani, S.Pd.,M.Kes.
Rendahnya aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Mudal Temanggung, hal ini dikarenakan pembelajaran IPA difokuskan penguasaan teori dan hafalan  menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat.Pembelajara tidak melibatkan siswa. Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaransehingga siswa sulit memahami materi yang disampaikan. Suasana kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan aktif dan menyenangkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diterapkan model Problem BasedLearning dengan media power point. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana penerapan model Problem Based Learning dengan media power point untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal? Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Mudal Temanggung.
Rancangan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Mudal Temanggung, meliputi guru dan seluruh siswa kelas V tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 29 siswa. Data diperoleh dari hasil observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan hasil belajar. Data dianalisis dengan cara analisis kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan  peningkatan aktivitas siswa dari rata-rata skor 12,93 pada siklus I pertemuan 1; 17,14 siklus I pertemuan 2; 21,38 siklus II pertemuan 1; menjadi rata-rata skor 24,93 pada siklus II pertemuan 2. Keterampilan guru mengalami peningkatan dari skor 17 dengan kriteria Cukup  pada siklus I pertemuan 1; skor 23 dengan kriteria Baik pada siklus I pertemuan 2; skor 27 dengan kriteria Baik pada siklus II pertemuan 1; menjadi skor 30 dengan kriteria sangat baik (A) pada siklus II pertemuan 2. Hasil Belajar siswa juga menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yaitu 62,07% pada siklus I pertemuan 1; 72,41% pada siklus I pertemuan 2; 82,76% pada siklus II pertemuan 1, menjadi 89,66% pada siklus II pertemuan 2.
            Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model Problem Based Learning dengan media power point, merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA. Disarankan bagi pihak-pihak yang ingin meningkatkan aktivitas belajar, agar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media power point sebagai alternatif baik pada mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran yang lain.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Media Power Point, Aktivitas Belajar

ABSTRACT
Sari,DeniKartika. 2013."Application of Problem BasedLearningModelWithPowerPointMediaToBoostScienceLearningActivitiesClassVstudentsof SDN2Mudal". Thesis. PGSDmajors. Faculty of Education. Semarang State University. Supervisor I: Dra. Yuyarti, M.Pd., SupervisorII: SutjiWardhayani, S.Pd., M.Kes.
The lowactivity offifth grade studentslearn science2MudalTemanggung Elementary School, this is because thefocusmasterylearning sciencetheoryandrotelearning abilitiesof learnershasbecomeobstructed. Pembelajaranotinvolvestudents. Teachersdo notusea variety of learningmodelsin learning activitiesso thatstudentsunderstanddifficultmaterial presented. Atmosphere oflearning activitieshas not runan activeandfun. Toovercome these problemsthenappliedthe modelof Problem Based Learningwithmediapower point. Formulation of the problemin this research is: How doesthe application of theProblem BasedLearningwithmediapower pointtoenhancescience learningactivitiesfifth grade studentsof SDN2Mudal? This study aimstoincreasestudent activity, teacherskills, andscience learningoutcomesElementary Schoolfifth grade students2MudalTemanggung.
The study designisClassroom Action Researchbystages of planning, action, observation, andreflection. This studywas conducted in2MudalWaterfordElementary School, teachersandcoversthe entirefifth grade studentsof the school year2012/2013as many as29students. Data collected byobservation, field notes, documentation, andlearning outcomes. Datawere analyzedby meansof quantitativeandqualitativeanalysis..
The results showedincreased activityofstudentson averagescore of12.93in the first cycle1 meeting; 17.14cycle Iencounter2; 21.381 meetingsecond cycle; intoan averagescore of24.93on thesecond cycle ofthe meeting2. Skills ofteachershas increasedfroma score of 17withenoughcriteriain the first cycle1 meeting; Neithercriterionscore of 23witha meetingon the first cycle2; Neithercriterionscore of 27witha meetingon the second cycle1; ascore of30with averygoodcriterion(A) on thecycleIImeeting2. Studyresultsalsoshowedan increase instudents'mastery learningis62.07% in the first cycle1 meeting; 72.41% in the first cyclemeeting2; 82.76% in the second cycle1 meeting, to89.66% in the second cycle ofthe meeting2.
Based on theresults, it canbe concludedthat theapplication of the modelof Problem Based Learningwithmediapower point, an effective wayto improvesciencelearning activities. It is recommendedfor thosewhowant toimprove thelearning activities, in order touse thelearning modelof Problem Based Learningwithmediapower pointas agoodalternativetoteaching scienceandother subjects.
Keywords: Problem BasedLearning, MediaPowerPoint, LearningActivity


PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan kejadian-kejadian alam. Akan tetapi, pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah karena berbagai keterbatasan sangat sulit untuk membawa anak ke dalam situasi nyata. Oleh karena itu untuk mengatasi keterbatasan dalam membawa anak ke situasi nyata diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah : Usaha sadar, terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 menjelaskan perencanaan proses pembelajaran meliputi : Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator, tujuan, materi ajar, alokasi waktu, metode, kegiatan, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Hal itu bertujuan untuk mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan penyelidikan terorganisir untuk mencari pola atau keterampilan dalam alam (Srini M.Iskandar, 1996/1997 : 1). Sedangkan IPA menurut peneliti merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum yang teruji kebenarannya melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 37, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran wajib dimuat dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah :Standar kelulusan untuk mata pelajaran IPA antara lain: (1) melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis; (2) memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan dan tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya, dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya; (3) memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan, dan tumbuhan, serta fungsinya dan perubahan pada makhluk hidup; (4) memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunnya, perubahan wujud benda, dan kegunaannya; (5) memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan manfaatnya; (6) memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan perubahan permukaan bumi, dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan manusia.
Namun kenyataan di lapangan, pembelajarannya belum sesuai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil literasi sains anak-anak Indonesia yang dilakukan oleh the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam PISA (the Programme for International Student Assessment) dan pencapaian sains anak-anakIndonesia oleh the Internasional Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA) dalam TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dalam Depdiknas (2007) menyebutkan bahwa siswa kelas 1 – 6 masih minim sekalidiperkenalkan kerja ilmiah, masih berorientasi pada penguasaan teori dan hafalan  menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat.
Pelaksanaan pembelajaran IPA, merupakan gambaran yang terjadi di SDN 2 Mudal.Berdasarkan refleksi awal menunjukkan pembelajarannya selama ini dilakukan masih belum optimal, sering menggunakan ceramah, sehingga kurang melibatkan siswa. Siswa hanya mendengarkan apa yang dibicarakan guru. Sebagian besar siswa pasif, tidak bersemangat saat mengikuti pembelajaran, tidak fokus dan konsentrasi, ramai sendiri, bahkan ada yang mengantuk. Di dukung kenyataan siswa berasal dari keluarga yang kurang memperhatikan bidang pendidikan sehingga minat dalam belajar cukup rendah. Guru tidak menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan pembelajaransehingga siswa sulit memahami materi yang disampaikan. Suasana kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan nyaman dan menyenangkan.
Didukung data pencapaian rata-rata hasil test formatif  masih banyak nilai siswa kelas V semester II tahun tahun 2012/2013 dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni 65. Dari nilai rata-rata ketiga tes formatif 18 dari 29 siswa mengalami ketidaktuntasan dalam pembelajaran IPA. Nilai rata-rata siswa adalah 62 dengan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 48. Data di atas menunjukkan sebagian besar siswa kelas V SDN 2 Mudal pada mata pelajaran IPA belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan melihat permasalahan yang terjadi serta rendahnya hasil pencapaian belajar siswa kelas V SDN 2 Mudal, perlu diadakannya perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat pada materi Daur Air dan Peristiwa Alam sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa aktif dalam membangun pengetahuannya sehingga pembelajaran menjadi bermakna, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eni Wulandari, “Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD”, menunjukkan adanya peningkatan proses dan hasil belajar IPA kelas V semester II SD Negeri Mudal, Purworejo tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian Khoirudin Akhmad Fauzi, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Problem Based Learning Menggunakan Media Visual Siswa Kelas IV D SDN Ngaliyan 01” menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa serta ketuntasan hasil belajar siswa tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian Ni Wayan Widya Yanti, “Penerapan Model PBL Berbantuan Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn” menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IX IPS SMA Bhaktiyasa Singaraja tahun pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan diskusi peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat, untuk memecahkan masalah pembelajaran, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, keterampilan guru serta hasil belajar. Maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model Problem Based Learning.Menurut Richard I. Arends (2008:41) PBL adalah pembelajaran memberikan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna, berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Maka diharapkan PBL akan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan mengatasi masalah, mempelajari peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri.
Untuk mendukung proses pembelajaran dalam halpeningkatan aktivitas belajar dan pencapaian tujuan, maka selain model inovatif peneliti juga menggunakan media presentasi dengan PowerPoint.Menurut Sukiman (2011:213) Microsoft Power Point merupakan salah satu produk unggulan Microsoft Corporation dalam program aplikasi presentasi yang paling banyak digunakan saat ini. Hal ini dikarenakan banyak kelebihan di dalamnya dengan kemudahan yang disediakan. Pemanfaatan media presentasi ini dapat digunakan oleh pendidik untuk mempresentasikan materi pembelajaran ataupun tugas-tugas yang akan diberikan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka akan dilakukan penelitian tentang “Penerapan Model Problem BasedLearning Dengan Media Power Point Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 2 Mudal”
            Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana  penerapan model PBL dengan media power point untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal?” Adapun rumusan masalah secara khusus sebagai berikut : 1) Apakah penerapan model PBLdengan media PowerPointdapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Mudal ? 2) Apakah penerapan model PBLdengan media PowerPoint dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Mudal? dan 3) Apakah penerapan model PBLdengan media PowerPointdapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal?
Tujuan umum penelitian adalah Penerapan Model PBL Dengan Media Power Point Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 2 Mudal. Adapun tujuan khusus penelitian adalah : 1) Untuk meningkatkan aktivitas siswa melalui penerapan model PBL dengan media Power Point dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Mudal. 2) Untuk meningkatkan keterampilan guru melalui penerapan model PBL dengan media Power Point dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Mudal. 3) Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model PBL dengan media Power Point pada siswa kelas V SDN 2 Mudal.

METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan  yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut pendapat para ahli Kurt Lewin, Stephen Kemmis, Robin MC Taggart, John Eliot, Dave Ebbut, dan sebagainya dalam Amirudin Hatibe (2012:13)  penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus terdiri dari 4 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perencanaan menurut Arikunto (2009 : 23) menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan dilaksanakan.
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan. Dalam penelitian ini  pelaksanaan tindakan penelitian kelas menggunakan model PBL dengan media power point untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal.
 Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakn kolaboratif dengan observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam penerapan model PBL dengan media power point untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal.
Kegiatan terakhir dalam tiap siklus penelitian tindakan kelas adalah refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Setelah mengkaji pelaksanaan tindakan, hasil observasi dari observer, serta hasil belajar siswa dalam setiap siklus dapat disimpulkan apakah sudah efektif proses pembelajaran dengan melihat ketercapaian indikator kinerja pada tiap siklus, kemudian mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tiap siklus (Arikunto, 2009:18-19).
Subjek penelitian adalah guru sekaligus sebagai peneliti dan siswa kelas V SDN 2 Mudal Temanggung sebanyak 29 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 15 perempuan. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif.
Tekhnik pengumpulan data penelitian adalah observasi, tes, dan catatan lapangan. Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa, sedangkan data kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru.
Indikator keberhasilan dalam penelitian meliputi : Meningkatnya aktivitas siswa dengan kriteria nilai rata-rata kelas minimal “Baik” (14≤skor≤21,5). Meningkatnya keterampilan guru dengan kriteria nilai minimal “Baik” (18≤skor≤27,5). Meningkatnya hasil belajar IPA mencapai 75% siswa mengalami ketuntasan hasil belajar individual di atas KKM (≥65).
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL dengan media powerpoint dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal Temanggung.
Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 memperoleh jumlah skor rata-rata 12,93 dengan kriteria nilai rata-rata kelas Cukup. Siklus I pertemuan 2 jumlah skor rata-rata 17,14 dengan kriteria nilai rata-rata kelas Baik. Siklus II pertemuan 1 jumlah skor rata-rata 21,38 dengan kriteria nilai rata-rata kelas Sangat Baik. Siklus II pertemuan 2 jumlah skor rata-rata 24,93 dengan kriteria nilai rata-rata kelas Sangat Baik. Peningkatan terjadi secara bertahap di setiap siklus.
Berikut diagram batang peningkatan aktivitas siswa :
Hasil observasi keterampilan guru pada siklus I pertemuan 1 memperoleh jumlah skor 17 dengan kategori nilai Cukup. Siklus I pertemuan 2 memperoleh jumlah skor 23 dengan kategori nilai Baik. Siklus II pertemuan 1 mendapat skor 27 dengan kategori nilai Baik. Siklus II pertemuan 2 mendapat skor 30 dengan kategori Sangat Baik. Peningkatan terjadi secara bertahap disetiap siklus.
Berikut diagram batang peningkatan keterampilan guru :
Hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL dengan media powerpoint dalam pembelajaran IPA, mengalami peningkatan. Dari persentase ketuntasan klasikal pada siklus I pertemuan 1 sebesar 62,07%, siklus I pertemuan 2 sebesar 72,41%, siklus II pertemuan 1 sebesar 82,07%, dan siklus II pertemuan 2 sebesar 89,66%.
Berikut diagram peningkatan hasil belajar siswa :
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model PBL dengan media power point dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Mudal. Aktivitas Siswa mengalami peningkatan, dari skor 12,93 pada siklus I pertemuan 1 dengan kriteria nilai rata-rata kelas cukup menjadi 24,93 pada siklus II pertemuan 2 dengan kriteria rata-rata kelas sangat baik. Keterampilan guru mengalami peningkatan dari skor 17 pada siklus I pertemuan 1 dengan kriteria cukup menjadi skor 30 pada siklus II pertemuan 2 dengan kriteria sangat baik. Persentase ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan yaitu 62,07% pada siklus I pertemuan 1 menjadi 89,66% pada siklus II pertemuan 2.
SARAN
Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah siswa diharapkan selalu aktif dalam pembelajaran, karena aktivitas dalam pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, dalam kegiatan pembelajaran guru diharapkan menerapkan model PBL dengan media power point sebagai alternatif mengajarkan mata pelajaran IPA untuk meningkatkan keaktifan siswa dan pemahaman siswa dalam menerima pembelajaran, menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, aktif dan menyenangkan. Serta, model pembelajaran PBL dengan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA, maka model dan media tersebut bisa dijadikan alternatif dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran yang lain sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach, edisi ketujuh buku 2. Yogyakarta : Pedagogia
Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Fauzi, Khoirudin Akhmad. 2012. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Problem Based Learning Menggunakan Media Visual Siswa Kelas IV D SDN Ngaliyan 01. FIP. Universitas Negeri Semarang.
Harianti, Diah. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional
Hatibe, Amirudin. 2012. Metodologi Penelitian TindakanKelas. Yogyakarta : Suka Press.
Iskandar, Srini M. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Subana, dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta:Pedagogia
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wulandari, Eni. 2012. Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) padaPembelajaran IPA Siswa Kelas V SD. FKIP. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Yanti, Ni Wayan Widya. 2013. Penerapan Model PBL berbantuan Power PointUntuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha